Gunung Everest Dipenuhi Tinja, Pendaki Wajib Bawa Kantong Khusus

Gunung Everest Dipenuhi Tinja, Pendaki Wajib Bawa Kantong Khusus

Tue, 13 Feb 2024Posted by Admin

Aturan terbaru untuk pendakian Gunung Everest menetapkan bahwa semua pendaki wajib membawa turun tinja mereka. Selain menyebabkan bau yang tidak sedap, tinja yang berserakan juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi para pendaki.

Toilet sementara yang tersedia di kamp-kamp seringkali tidak mencukupi, terutama dengan cuaca ekstrem yang membuat buang air menjadi lebih sulit. Menurut Chhiring Sherpa, CEO dari Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC), sampah tetap menjadi masalah utama di kamp-kamp di dataran tinggi yang sulit dijangkau. Organisasi tersebut memperkirakan bahwa ada sekitar tiga ton kotoran manusia antara kamp satu hingga kamp empat di Everest.

Stephan Keck, seorang pemandu gunung internasional yang juga mengatur ekspedisi ke Everest, mengungkapkan bahwa kamp empat, yang juga dikenal sebagai South Col, telah dikenal sebagai toilet terbuka karena minimnya salju dan es di kawasan tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah pedesaan Pasang Lhamu telah mengadopsi inisiatif untuk membeli kantong-kantong kotoran dari Amerika Serikat. Kantong-kantong ini berisi bahan kimia dan bubuk untuk memadatkan kotoran manusia dan menghilangkan bau.

Rata-rata, seorang pendaki Everest menghasilkan sekitar 250 gram kotoran per hari. Mereka akan menghabiskan waktu sekitar dua minggu di kamp-kamp tinggi untuk mencapai puncak, sehingga mereka akan diberikan dua kantong kotoran yang dapat digunakan beberapa kali. Inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal dan para pemandu gunung internasional. Mereka berharap bahwa langkah ini akan membantu membersihkan Gunung Everest dan akan menjadi contoh bagi gunung-gunung lainnya.

Meskipun pemerintah Nepal telah mengumumkan berbagai peraturan untuk pendakian gunung, masih ada kritik bahwa banyak dari peraturan tersebut tidak diterapkan dengan baik. Salah satu faktornya adalah minimnya petugas lapangan di base camp, yang seharusnya mengawasi pelaksanaan aturan tersebut. Namun, para pemangku kepentingan berharap bahwa dengan adanya kantor penghubung di base camp dan penegakan langkah-langkah baru, termasuk keharusan untuk membawa turun kotoran mereka sendiri, situasi ini akan berubah.