TAU GAK SIH - Inovasi Baru Kurangi Sampah Plastik Di Indonesia

TAU GAK SIH - Inovasi Baru Kurangi Sampah Plastik Di Indonesia

Mon, 07 Oct 2019Posted by Admin

Dikutip dari CNBC Indonesia, masalah sampah plastik di Indonesia kian menjadi sorotan publik. Indonesia yang memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta, setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan. Oleh karena itu, sangat diperlukan inovasi-inovasi baru dalam mengurangi sampah plastik agar kondisi laut Indonesia tidak semakin tercemar. Berikut adalah ulasan mengenai dua inovasi baru yang dapat mengurangi produksi sampah plastik di Indonesia.

1. Ello Jello (Gelas Rumput Laut)

Ello Jello merupakan gelas ramah lingkungan yang terbuat dari rumput laut. Ello Jello adalah karya salah satu anak bangsa yang bernama David Christian. Ia menciptakan Ello Jello berawal karena keresahannya dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan. Gelas ramah lingkungan ini aman untuk dikonsumsi karena terbuat dari rumput laut. Kalaupun kamu tidak ingin memakannya, gelas ini dapat dibuang dan terurai dengan baik.

Dalam proses pembuatannya, David menggunakan jelly powder yang tidak dicampur dengan gelatin dan tidak mengandung bahan pengawet. Ello Jello memiliki beberapa pilihan warna. Setiap warna pada Ello Jello, memiliki rasa yang berbeda. Warna hijau memiliki rasa green tea, warna biru dengan rasa peppermint, warna kuning rasa jeruk, dan warna merah memiliki rasa leci. Semua rasa ini dibuat bukan dari pemanis buatan.

Baca juga: TAU GAK SIH – Infused Water Bumbu Dapur

2. Botol Polyethylene Therephalate

Botol Polyethylene Therephalate merupakan sebuah botol plastik bekas atau botol PET yang nantinya akan terurai alami menjadi kertas mineral atau kertas peta. Dikarenakan kertas ini Biodegradable atau dapat terurai secara alami, maka akan berdampak positif dalam mengurangi penggunaan plastik berlebih. Inovasi ini juga bermanfaat dalam mengurangi jumlah penebangan pohon untuk dibuat sebagai bahan baku kertas.

Sebelum mengubah PET menjadi kertas, botol harus terlebih dahulu dibuat plastik daur ulang menjadi pelet dengan menghancurkannya bersama berbagai potongan karbon kalsium. Campuran tersebut kemudian dalam proses pengecoran akan dipanaskan dalam suhu lebih dari seratus derajat Celcius. Hal ini dilakukan agar membentuk lembaran kertas besar yang digulung.

Dua hal diatas merupakan inovasi baru yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah plastik di Indonesia. Cara sederhana yang bisa Sobat7 lakukan untuk mengurangi produksi sampah plastik yaitu dengan membawa botol minummu sendiri, seperti tema campaign TRANS7 yaitu #AntiPlastikPlastikKlub.