Perjuangan Anak-Anak Dusun Sahraja

Perjuangan Anak-Anak Dusun Sahraja

Mon, 07 Oct 2019Posted by Admin

Indonesia masih memiliki wilayah-wilayah tertinggal yang perlu perhatian khusus. Menurut data dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, setidaknya ada 17.000 desa di Indonesia yang masuk dalam kategori tertinggal. Tim TRANS7 Indonesiaku dalam episode 7 Oktober mengupas desa tertinggal di wilayah Aceh yang memiliki sekitar 2.244 desa tertinggal dari total sekitar 6.500 desa. Salah satunya adalah Dusun Sahraja, Aceh Utara.

Dusun Sahraja memiliki jalur lintasan yang amat mengkhawatirkan. Bahkan disebut sebagai jalur transportasi terngeri. Tim TRANS7 Indonesiaku dari kota Aceh harus berkendara terlebih dahulu ke Aceh Utara, kemudian ke Kecamatan Langkahan hingga ke Desa Leubok Pusaka. Dari desa ini, tim menggunakan mobil jeep untuk berkendara kembali ke Dusun Sahraja.

Roda mobil harus dirantai terlebih dahulu sebagai langkah antisipasi agar roda tidak keluar dari jalur yang ada karena medan yang berlumpur dan licin. Tim TRANS7 berkendara bersama dengan tim kesehatan dari kecamatan. Tim kesehatan ini hanya akan datang ke dusun sekitar tiga bulan sekali, bergantung pada bantuan dari kecamatan atau kelurahan. Akses jalannya yang buruk menyulitkan para penyedia jasa untuk mengakses Dusun Sahraja secara rutin.

Selain akses, dusun ini pun minim akan air bersih. Mereka mengandalkan air sungai dan sumur untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari minum, memasak, mencuci hingga mandi mereka hanya mengandalkan dua sumber air tersebut. Airnya pun tidak dapat dibilang jernih. Tak heran, hampir setiap kategori umur di dusun ini memiliki penyakit di bagian gigi dan dugaan kuatnya karena air yang mereka konsumsi setiap hari.  

Perjuangan masyarakat akan kesetaraan tidak hanya untuk akses jalan, air bersih dan kesehatan saja. Pendidikan pun sama. Jarak antara dusun mereka ke sekolah cukup jauh dan medannya tidak kalah berbahayanya. Anak-anak harus pergi ke dusun sebelah dan perjalanan mereka memakan waktu sekitar satu jam. Mereka pun harus berangkat berbarengan dan diantar karena medan yang mereka lewati tidak mungkin dilalui sendirian.

Anak-anak berjalan dengan menggunakan sandal. Setelah berjalan sekitar 20 menit, mereka harus menyebrangi sungai dengan sampan. Sungai yang mereka lewati melintasi hutan belantara. Tak jarang mereka harus berjumpa dengan hewan liar seperti ular dan buaya ketika berangkat ke sekolah. Tak hanya itu, kekhawatiran akan jatuh dari sampan, hanyut dan tenggelam tentu menghantui anak-anak ini. Ketika air tinggi pun anak-anak tidak bersekolah karena berbahaya untuk melintasi sungai dengan keadaan air tinggi.

Bagi para orangtua, mereka tidak punya pilihan lain karena hanya di dusun sebelah lah sekolah terdekat bagi anak-anak. Umumnya, para kakak yang mengantar mereka karena orangtua mereka harus bekerja. Setelah sampai di daratan, mereka harus kembali berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai ke sekolah mereka. Para guru pun sudah memaklumi apabila anak-anak Dusun Sahraja terlambat ke sekolah karena memahami medan yang harus mereka lalui.

Indonesiaku tayang setiap hari Senin pukul 14.15 WIB.