Tanya Ustadz: Main TIKTOK Di Bulan Puasa, Boleh Gak Sih?

Tanya Ustadz: Main TIKTOK Di Bulan Puasa, Boleh Gak Sih?

Mon, 27 Apr 2020Posted by Admin

Halo Sobat7! Gimana puasanya? Masih semangat kan? Pada tayangan TAU GAK SIH tanggal 24 April 2020, Ustadz Abdul Kaafii menjelaskan nih beberapa hal yang banyak ditanyakan seputar kegiatan di bulan Ramadan. Salah satunya tentang main TIKTOK, sebenarnya boleh gak sih? Simak jawabannya pada ulasan kali ini ya.

Puasa Ramadan tapi niatnya dibarengin untuk diet, hukumnya gimana?

Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan (HR. Bukhari, Muslim). Jadi berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW ini, kalau Sobat7 niat puasa sebenarnya sah-sah saja jika dibarengi dengan niat diet. Akan tetapi tujuan utamanya tetep, yang pertama dilihat adalah puasanya.

Puasa sambil main aplikasi yang kekinian seperti TIKTOK, boleh?

Jadi gini Sobat7, sebenarnya tidak ada larangan kita bermain TIKTOK ya atau aplikasi kekinian lainnya. Akan tetapi yang kita lihat disini adalah kemaslahatannya atau manfaat dari aplikasi yang kita lakukan. Kalau misalnya aplikasi itu memberikan manfaat bagi banyak orang, itu boleh asalkan tidak bertentangan dengan syariat. Tetapi kalau aplikasi tersebut justru membawa kita kepada kemaksiatan, itu nanti malah merusak pahala dari puasa.

Alangkah baiknya kalau Sobat7 isi waktu luang dengan kegiatan positif seperti mengaji, beramal soleh, agar puasa menjadi lebih berkualitas.

Lebih penting mana, persatuan antar manusia atau perbedaan antar umat beragama?

Semua agama pasti menyerukan persatuan dan menolak perselisihan. Khususnya pun dalam agama islam, juga sangat amat mengedepankan persatuan dan perdamaian. Dalam QS Al Imran: 103, dijelaskan “Dan berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah, dan janganlah kalian bercerai-cerai....”. Bayangkan, Allah SWT langsung mengajarkan kepada kita untuk berpegang teguh. Artinya kita perlu sama-sama saling menolong dan membantu.

Tidaklah seseorang dikatakan beriman (dengan sempurna) sampai dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya dengan apa yang dicintai dirinya (HR. Bukhari & Muslim). Jadi, tidak sempurna iman seseorang apabila  ia masih menyebabkan perdebatan, perselisihan atau pertikaian. Menurut Ustadz Abdul Kaafii, kalau misalnya ada orang yang suka dengan perselisihan dan pertikaian, itu bukan salah agamanya. Tetapi salah orang tersebut yang kurang memahami agama.

Jadi Sobat7, mana yang harus didahulukan? Jawabannya jelas, agama pasti mendahulukan persatuan dan tidak menginginkan perselisihan.