Perang Pandan Desa Adat Tenganan

Perang Pandan Desa Adat Tenganan

Fri, 27 Sep 2019Posted by Admin

Berbicara tentang adat istiadat Bali memang memiliki keunikan tersendiri. Salah satu Tradisi yang masih dipegang teguh masyarakat desa adat Tenganan, Pegringsingan, Karangasem, Bali yaitu tradisi mekare-kare atau perang pandan.

Baca juga: Desa Neghecah Desa Tuba

Tradisi perang pandan dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut, mulai dari anak- anak, pemuda dewasa, sampai orangtua, bergantian turun kearena pertandingan. Berbekal pandan berduri panjang dan tameng untuk menghalau sabetan pandan berduri yang  terbuat dari anyaman rotan, mereka saling mengalahkan lawan dengan cara megeret tubuh lawannya.

Tradisi tahunan ini sebagai bentuk simbol penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang yang dipuja masyarakat Desa Tenganan.

Mekare-kare juga bisa diterjemahkan sebagai buah hubungan manusia, dengan lingkungan yang dikembalikan kembali pada tuhan berupa hasil pangan atau alam, misalnya pandan yang dipakai sebagai sarana perang pandan ini.

Meski saling melukai satu sama lain, setiap pemain tidak boleh diselimuti dendam. Saat duel perang pandan berakhir rasa kekeluargaan justru makin bertambah. Kegiatan dilanjutkan dengan tradisi menyimbung atau makan bersama.

Sembari menyantap bersama makanan yang sudah dihidangkan, para pemuda yang terluka ditubuhnya dibasuh dengan obat atau ramuan tradisional dari leluhur.

Ulasan mengenai Perang Pandan Desa Adat Tenganan terekam dalam tayangan Ragam Indonesia hari Senin, 27 September 2019 pukul 07.00 WIB.

Program Ragam Indonesia tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 07.00WIB.