Panen Desa Ngadas, Malang

Panen Desa Ngadas, Malang

Fri, 15 Feb 2019Posted by Admin

Indonesia memang kaya akan alamnya. Termasuk di Desa Ngadas, Malang, Jawa Timur. Sayur-sayuran adalah salah satu komoditi unggulan di daerah ini. Dalam Jejak Anak Negeri episode 15 Februari 2019 Sobat7 akan diajak untuk melihat proses memanen kentang dan sawi yang menjadi keunggulan desa.

Panen kentang biasanya dilakukan tiga kali dalam satu tahun. Terlebih dengan suburnya tanah dan cuaca yang mendukung di Desa Ngadas. Kentang adalah jenis umbi yang kaya akan sumber gizinya, didalamnya termasuk karbohidrat, mineral, protein, dan vitamin C serta B1. Varietas kentang yang umumnya tumbuh di Indonesia adalah jenis granola. Umur tanamnya bergantung pada varietas, tinggi lahan, dan musimnya. Umumnya sekitar 80 samopai 120 hari di ketinggian 1000-2000m di atas laut dan dalam suhu 14 sampai 22 derajat.

Selanjutnya Sobat7 akan diajak untuk melihat panen sawi. Sawi di Desa Ngadas tumbuh secara liar.

Namun, untuk mengambilnya penuh dengan tantangan karena ia tumbuh di tanah dengan kecuraman hingga 70 derajat. Sawi sendiri berasal dari Tiongkok dan Asia Timur dan telah diolah dari 2500 tahun yang lalu. Masuknya holtikultura satu ini ke Indonesia dimulai pada abad ke-19 bersama dengan perdagangan lintas sayuran subtropis lain. Umumnya tumbuhan ini dapat tumbuh di ketinggian 1000 m.

Kedua bahan pangan diatas kemudian diolah sebagai bahan dasar makanan dalam tradisi Desa Ngadas. Jangan Ontes namanya. Sayur satu ini dijadikan makanan wajib dalam tradisi karena dinginnya cuaca Desa Ngadas. Ontes dimasak tanpa bahan kimia dan berisi sawi, kubis, juga kentang. Biasanya, sayur ini dipasangkan bersama dengan Bledus Tengger. Bledus Tengger berbahan dasar jagung putih dan merupakan alternatif pakan lain dari nasi.

Jejak Anak Negeri, setiap hari Jumat pukul 14.15 WIB.