Kisah Pria Belanda Yang Terekena Covid Terlama, Meninggal Setelah 613 Hari

Kisah Pria Belanda Yang Terekena Covid Terlama, Meninggal Setelah 613 Hari

Thu, 25 Apr 2024Posted by Admin

Seorang pria di Amsterdam, Belanda, telah meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19 selama periode yang sangat panjang, tepatnya 613 hari, mencatat rekor sebagai infeksi terpanjang sejak penyakit ini pertama kali muncul. Pria berusia 72 tahun ini awalnya terjangkit Covid-19 setelah terinfeksi virus varian Omicron pada Februari 2022, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg.

Pria tersebut memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah, yang merupakan hasil dari gangguan mieloproliferatif yang dialaminya. Mieloproliferatif adalah suatu kelainan darah yang disebabkan oleh mutasi pada sel induk sumsum tulang. Hal ini menyebabkan penderita mieloproliferatif memiliki jumlah sel darah yang tidak normal, seperti sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit yang berlebihan.

Sebelum tertular Covid-19, pria tersebut telah menerima beberapa kali vaksinasi. Namun, respons imunnya tidak cukup kuat sehingga ia masih dapat terinfeksi virus tersebut. Analisis terhadap spesimen dari berbagai swab hidung dan tenggorokan yang diambil dari pasien ini menunjukkan bahwa virus corona yang menginfeksinya mengembangkan resistansi terhadap sotrovimab, sebuah pengobatan antibodi Covid yang bekerja dengan cara menghalangi masuknya virus ke dalam sel tubuh manusia.

Virus yang ditemukan di tubuh pria ini berhasil mengembangkan kekebalan terhadap sotrovimab hanya dalam beberapa minggu saja, bahkan mengalami lebih dari 50 kali mutasi. Beberapa mutasi ini bahkan mampu menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.

Kasus ini merupakan infeksi SARS-CoV-2 paling lama yang pernah terjadi, berlangsung selama 20 bulan. Para peneliti akan menyajikan kasus ini dalam sebuah pertemuan medis di Barcelona pekan depan, yang bertujuan untuk menyoroti bagaimana infeksi yang berlangsung lama dapat memungkinkan virus untuk mengalami banyak perubahan genetik dan bahkan melahirkan varian baru yang lebih resisten terhadap sistem kekebalan tubuh.

Para ilmuwan menekankan pentingnya terus melakukan pemantauan genom terhadap evolusi SARS-CoV-2 pada individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang mengalami infeksi yang persisten. Studi lain juga telah melaporkan bahwa infeksi yang terus-menerus dari suatu virus dapat menyebabkan gejala Covid yang berkepanjangan pada pasien.