Dr Reisa: Ini 16 Kriteria Warga Yang Tak Bisa Divaksinasi!

Dr Reisa: Ini 16 Kriteria Warga Yang Tak Bisa Divaksinasi!

Tue, 19 Jan 2021Posted by Admin

Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, telah menyusun kriteria warga yang tidak dapat divaksin.

dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan, layak atau tidak seseorang mendapatkan vaksinasi bisa diketahui dari proses penyaringan. Dalam proses penyaringan, calon penerima vaksin akan ditanya sejumlah pertanyaan.

Berikut adalah beberapa pertanyaan tersebut yang dikutip dari laman detik.

1. Apabila menderita Covid-19

2. Sedang hamil atau menyusui

3. Mengalami gejala ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas, seperti batuk, pilek atau sesak nafas dalam 7 hari terakhir

4. Memiliki kontak erat atau suspek atau konfirmasi atau sedang dalam perawatan karena penyakit Covid-19

5. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah

6. Menderita penyakit jantung atau gagal jantung atau penyakit jantung koroner

7. Menderita penyakit autoimun sistemik, seperti SLE atau lupus, sergen vaskulitis atau autoimun lainnya

8. Menderita penyakit ginjal kronis atau sedang menjalani hemodialisis atau dialisis peritoneal atau transplantasi ginjal atau mengalami sindrom nefrotik dengan kortikosteroid

9. Menderita penyakit rematik autoimun atau reumatoid artritis

10. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis.

11. Menderita penyakit hipertiroid atau hipertiroid karena autoimun

12. Menderita kanker kelainan darah, immunocompromise atau defisiensi imun, dan menerima produk darah atau transfusi

13. Menderita penyakit diabetes melitus, bagi penderita DM tipe 2 terkontrol dan HBH1C di bawah 58 atau 7,5 persen dapat diberikan vaksinasi

14. Menderita HIV dengan angka sidifornya di bawah 200 atau tidak diketahui, maka vaksinasi tidak diberikan

15. Memiliki penyakit paru seperti asma, PPOK, TBC, vaksinasi ditunda sampai kondisi pasien terkontrol dengan baik

16. Untuk penyakit lain yang tidak disebutkan dalam format screening dapat berkonsultasi kepada dokter ahli yang merawat.