Begini Cara Dapat Rp 20 Juta/Bulan Dengan Modal Sampah

Begini Cara Dapat Rp 20 Juta/Bulan Dengan Modal Sampah

Tue, 25 Aug 2020Posted by Admin

Pada umumnya, sampah atau barang yang tidak berguna itu harus dibuang. Tapi, sampah plastik menjadi barang bernilai tinggi di tangan seseorang yang bernama Heryanti Simarmata. Heryanti atau yang biasa disapa Yanti, merupakan pendiri Komunitas Trashion Indonesia. Trashion sendiri memiliki kepanjangan dari trash to fashion, yang mana disini sampah disulap menjadi barang-barang yang modis dan bisa digunakan.

Barang itu pun memiliki nilai jual yang termasuk tinggi. Tak heran, nilai penjualan atau hasil pendapatan yang bisa dikantongi dari penjualan barang-barang itu bisa mencapai Rp 20 juta sebulan.Ide awal menyulap sampah plastik itu karena kondisi 'kepepet' tutur Yanti. Katanya ide itu muncul sekitar tahun 2007 silam. Saat itu, ia sedang mengikuti program Green and Clean yang diadakan oleh perusahaan swasta.

Program ini sendiri mengubah sebuah kawasan di sekitar Pasar Minggu, Jakarta dari wilayah yang kumuh menjadi asri dan bersih. Program itu sendiri merupakan perubahan dari lingkungan yang gersang menjadi asri, kemudian melakukan pemilahan sampah dengan nama bank sampah.

Setelah berjalan, bank sampah yang ia bentuk rupanya telah mendapatkan banyak sampah plastik dan saat dijual ternyata tidak bernilai harganya.

Karena komitmen terhadap kebersihan, ide pun muncul untuk mengolah sampah plastik itu. Dengan alat jahit hasil meminjam dengan tetangga dan hasil yang belum sempurna saat itu diakui Yanti.

Dalam mengembangkan Trashion, kata Yanti, ia banyak melibatkan dan mengajak masyarakat sekitar sana yang menganggur dan tidak memiliki keterampilan untuk diajarkan. Orang atau penjahit profesional belum tentu mau mengolah sampah. Apalagi, proses pembuatan produk membutuhkan waktu yang lama, dari mencuci sampah, membuat model hingga menjahitnya, itu yang dirasakan Yanti selama terjadi kendala dalam proses.

Yanti mengatakan, untuk produk seperti tas kecil ia banderol sekitar Rp 70 ribu. Sementara, yang paling mahal berupa koper bisa mencapai Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu. Barang yang dijual Yanti tersebut biasanya dibeli oleh perusahaan swasta yang menggelar program Green and Clean. Barang-barang itu pun saat ini sudah tembus sampai Amerika Serikat dan Inggris.

Sebelum pandemi Covid-19, Yanti mengaku omzetnya bisa tembus Rp 20 juta sebulan. Nah Sobat7, kreatif gak perlu modal yang besar kok, apa lagi dengan memaksimalkan banyaknya sampah yang menumpuk untuk diolah menjadi barang yang berguna. Sdah ada yang kepikiran belum nih Sobat7?