Suku Muslim Di Tengah Gurun

Suku Muslim Di Tengah Gurun

Mon, 06 May 2019Posted by Admin

Menelusuri daerah dan negeri-negeri tempat tumbuhnya Islam memang selalu menarik. Kali ini, Tim TRANS7 program Jazirah Islam akan menginjakkan kaki ke Gurun Sahara, padang pasir terbesar di dunia. Menurut Bahasa Arab, Sahara memiliki arti gurun pasir. Gurun yang akan dijelajadi oleh Tim TRANS7 Jazirah Islam adalah padang pasir di Merzouga, di tenggara Maroko. Gurun pasir ini telah menjadi saksi biru sejarah penyebaran Islam oleh Rasulullah SAW.

Gurun sahara telah menjadi daya tarik utama bagi para turis yang datang ke Maroko. Walaupun begitu, untuk menapai wilayah ini diperlukan perjalanan darat selama 12 jam dari Kota Maarrakech. Namun, selama perjalanan Sobat7 akan dimanjakan dengan hamparan pasir yang menjulang sekitar 350 m. Hamparan pasir ini adalah yang terindah di Maroko.

Baca juga: Jadwal Bulan Suci Ramadhan 1440 H (2019)

Ada yang unik di gurun pasir Merzouga, di sini tinggal suku nomaden Markoko bernama Berber atau dikenal juga sebagai Suku Amazigh. Suku Berber adalah salah satu suku muslim di Afrika Utara. Ia mendapatkan pengaruh Islamnya sejak kedatangan Arab ke Maroko 642 masehi silam. Suku ini telah hidup di Maroko selama ratusan tahun. Namun kini suku ini tergolong langka akibat perkembangan zaman. Kebanyakan dari mereka mulai tinggal menjadi bangsa Arab atau penduduk Maroko.

Beruntung, Tim TRANS7 Jazirah Islam bertemu dengan Mohammed dan mengantarkan kami ke tempat tinggal salah satu Suku Berber. Di sana, Tim TRANS7 Jazirah Islam bertemu dengan Fatimah dan keluarganya yang tinggal sekitar 6 km diluar Merzouga. Selayaknya Suku Berber pada umumnya, Fatimah dan keluarga hidup di dalam sebuah tenda dari karung goni dan bilik bambu.

Tidak ada yang mewah, dapur yang digunaan keluarga untuk memasak merupakan tempat yang sama yang digunakan mereka untuk beristirahat.

Baca juga: Berlibur Ke Hainan, Cina Yuk!, Bermain Ski Di Swiss Bersama Hijab Travelling

Meskipun hidup dalam kesederhanaan, Fatimah dan keluarga tetap berusaha untuk menjamu tamu yang datang sebaik mungkin. Ia kemudian mengajak Tim TRANS7 Jazirah Islam untuk membuat kuliner khas Suku Berber, aghrum. Aghrum merupakan roti sejenis seperti pizza. Bahan pembuatannya pun selayaknya roti lainnya yaitu tepung terigu. Selanjutnya roti tersebut diisi dengan campuran bahan pendamping seperti bawang, telur, kentang, keju dan daging. Aghrum kemudian dibakar dalam tungku tradisional hingga matang.

Keunikan Suku Berber belum berakhir. Saat Fatimah sedang memanggang aghrum, ia berselawat dan bersenandung unik. Ternyata tradisi bersenandung ini disebut dengan ululasi, simbol perayaan atau menghormati seseorang di budaya Afrika dan Timur Tengah. Dalam Bahasa Arab, ululasi dikenal dengan zagharid dan telah dipraktekkan sejak Mesir kuno dulu. Biasanya, para perempuan melakukan tradisi ini sebagai simbol kebahagiaan dan biasanya dalam perayaan pernikahan.

Ingin berjalan-jalan sekaligus mendalami kehidupan saudara-saudara muslim di daerah lain? Jangan lewatkan Jazirah Islam yang tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 14.00 WIB. Ketinggalan? Tonton kembali dalam Program Jazirah Islam atau melalui akun Youtube TRANS7.