Di Masa Pandemi, Jepang Tunjuk Menteri Kesepian?

Di Masa Pandemi, Jepang Tunjuk Menteri Kesepian?

Wed, 24 Feb 2021Posted by Admin

Di Jepang, isolasi yang disebabkan pandemi dianggap berkorelasi dengan angka kasus bunuh diri yang meningkat pada tahun 2020 lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa Jepang telah sejak lama menjadi salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.

Tingginya angka bunuh diri didorong oleh beberapa faktor, mulai dari jam kerja yang panjang, tekanan sekolah, isolasi sosial, dan stigma budaya seputar masalah kesehatan mental. Kondisi pandemi saat ini bisa jadi memperparah hal tersebut.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga membuat pos kabinet baru untuk mengatasi isu kesehatan mental ini. Dia menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian.

Menteri Kesepian secara khusus diminta untuk menjalani program pemerintah yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang mengalami kesepian kronis akibat isolasi selama pandemi.

"Perempuan, khususnya, merasa lebih terisolasi dan dihadapkan dengan peningkatan angka bunuh diri," ujar Suga, mengutip Mashable.

Kesepian memiliki berbagai efek negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Seseorang akan memperlihatkan perilaku antisosial akibat kesepian.

Selain itu, kesepian yang tidak teratasi juga akan berujung pada depresi hingga bunuh diri, jika tidak ditangani dengan baik.

Maka dari itu jika masalah kesepian ini masih dianggap sepele, maka bisa mempengaruhi berbagai problema lain yang lebih serius, seperti kemiskinan, penarikan diri secara sosial, hingga bunuh diri sehingga dibutuhkan solusi cepat.

Kehadiran Menteri Kesepian diharapkan bisa mengatasi masalah kesepian yang semakin buruk di masa pandemi. Tugasnya adalah mencari cara untuk paling tidak mengurangi beban masyarakat yang merasa sendirian atau kesepian selama situasi sulit seperti sekarang. Dilaporkan jika problema itu banyak dialami oleh para wanita.

Menteri kesepian pun berencana untuk meningkatkan hubungan antar sesama warga yang juga bertujuan menaikkan angka kelahiran.

Baca Juga: Potong Upah Buruh Saat Pandemi, Ini Tanggapan KASBI

​​​​​​