Banjir Jakarta Yang Melegenda

Banjir Jakarta Yang Melegenda

Fri, 03 Jan 2020Posted by Admin

Sobat7, besarnya curah hujan pada 31 Desember 2019 sampai awal tahun kemarin membuat beberapa daerah di ibukota dan sekitarnya terkena bencana banjir. Menurut Kepala Badan Meteorologi , Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan kemarin adalah yang tertinggi selama 24 tahun terakhir, berdasarkan data sejak 1996. Bahkan bencana ini tidak hanya menyita perhatian masyarakat dalam negeri, kejadian ini juga menyedot perhatian media asing.

Tapi, tahukah Sobat7 kalau ternyata banjir besar Jakarta telah berlangsung sejak zaman VOC? Dikutip dari situs LIPI, banjir berskala besar terjadi tahun 1621, 1654, 1725 dan 1918 pada saat hutan di Kawasan Puncak Bogor dibabat untuk dijadikan kebun teh. Puncak pengendalian banjir di Jakarta diketahui terjadi pada 1913 sampai 1930, dimana pemerintah Belanda yang saat itu masih berada di Indonesia mencari cara mengatasi banjir.

Usai merdeka dan Indonesia berdiri menjadi negara sendiri, Jakarta yang terkena banjir pada 1965 kembali menjadi perhatian. Pada tahun tersebut pemerintah kota bekerja sama dengan pihak asing mulai membuat saluran kolektor air dan melakukan normalisasi sungai atau sodetan kali. Meskipun Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi banjir, tapi pada awal 1976 banjir besar tetap terjadi.

Pada tahun 2002 dan 2007, Jakarta kembali dilanda banjir besar, tapi banjir 2007 lah yang lebih luas dan memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan perputaran bisnis ibukota. Curah hujan yang pada saat itu cukup tinggi menyebabkan tanggul jebol di Banjir Kanal Barat (BKB) aliran Kali Sunter. Hal ini menyebabkan beberapa kawasan tergenang air setinggi 2 meter.

Tahun 2015, banjir besar kembali terjadi yang disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem, yakni 277 mm/hari dan membuat 38 wilayah terdampak. Pada malam pergantian tahun 2020 kemarin, Jakarta diguyur hujan dengan curah hujan yang tercatat 377 mm/hari dan merupakan yang tertinggi sejak 1996. Akibatnya, 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten, yang terbagi ke Provinsi Jawa Barat (97 titik), DKI Jakarta (63 titik) dan Banten (9 titik).

Sobat7, bencana memang tidak ada yang tau kapan akan datang, tapi ada baiknya kita mempersiapkan hal seperti nomor dan barang-barang penting yang memungkinkan untuk digunakan atau diselamatkan saat bencana seperti ini terjadi. Jangan lupa juga untuk selalu memantau keadaan sekitar dan panggil bantuan saat kamu membutuhkannya.