Angker! Ini Cerita 'Gedung Setan' Di Surabaya

Angker! Ini Cerita 'Gedung Setan' Di Surabaya

Thu, 29 Apr 2021Posted by Admin

Bagi warga Surabaya, siapa yang tak tahu dengan 'Gedung Setan' di Jalan Banyu Urip Wetan. Jika dilihat dari kasat mata, bangunan tua itu terlihat besar dan angker. Terlebih jika saat malam hari, terlihat gelap seperti tak berpenghuni.

Gedung Setan sendiri dulunya adalah bekas Kantor Gubernur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Jawa Timur dan berdiri sejak tahun 1809. Setelah VOC bangkrut dan tidak lagi tinggal di Indonesia, bangunan lawas dua lantai ini menjadi milik Dokter Teng Sioe Hie.

Akan tetapi, bangunan ini tidak dijadikan tempat tinggal oleh Dokter Teng Sioe Hie. Sebab, seiring kepergian VOC, lahan kosong di kanan-kiri gedung dijadikan tempat pemakaman Tionghoa.

Oleh karena itu, warga menyebut bangunan ini sebagai 'Gedung Setan'. Pasalnya, lokasi gedung yang usianya sudah sekitar 200 tahun berada di tengah area pemakaman Tionghoa.

"Sebutan saja 'Gedung Setan' itu. Dulu kan sekitar ini kuburan semua. Menjelang sore lampu ga ada, orang sekitar sini nggak berani lewat daerah sini, karena sekitaran sini kuburan, makanya disebut gedung setan, angker," kata Ketua RT 01, Tek Hay (50).​​​​​​

Meski terlihat angker dan saat malam hari gelap, 'Gedung Setan' ini memiliki penghuni sekitar 40 KK. Mayoritas penghuni merupakan generasi keempat pengungsi Tionghoa sejak tahun 1948.

Tek mengatakan gedung setan ini ditinggali oleh warga yang memiliki garis keturunan dari penghuni asli. Meskipun keluarga dari pemilik bangunan sendiri tidak tinggal disana.

Kondisi 'Gedung Setan' sendiri masih kokoh berdiri karena ketebalan dindingnya saja hampir 50 cm. Walaupun terdapat bagian tembok yang rontok, penghuni merasa nyaman tinggal di sana. Gedung tua ini terdiri dari 40 ruang yang dijadikan kamar.

"Kita penghuni, ada bayar PBB, ndak ngontrak. Cuman warganya segini, ndak bisa nambah," ujarnya.